Selasa, 20 April 2010

Trik Koneksi Stabil

Internet Connection !!Untuk mencari yang benar-benar berkualitas tapi murah, gampang-gampang susah, bahkan ada yang berkata MUSTAHIL, tetapi UNTUK SAAT INI saya bisa memberikan tip bagaimana koneksi tetap stabil biarpun selama paket unlimetied anda sudah berakhir (masa penurunan kecepatan). Untuk hal itu kita butuh beberapa software pendukung :

- cFosSpeed : Download disini Berguna untuk menstabilkan koneksi 3G pada saat kuota sudah habis. Instal cFosSpeed, kemudian atur koneksi
Test
- Bandwidth Meter Pro : Download Disini

Dari hasil test, kecepatan access saya terdeteksi 236.5kb untuk salah satu operator GSM

Penguat sinyal Wi-Fi yang kecil

Tentu saja hampir semua notebook model baru saat ini sudah dilengkapi dengan koneksi Wi-Fi tetapi yang menjadi pertanyaan seberapa jauh jangkauan sinyal Wi-Fi yang ada di notebook? Wi-Fire adalah sebuah alat untuk memperluas jangkauan sinyal Wi-Fi (Wi-Fi Range Extender) dengan koneksi USB yang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan alat sejenis.
Wi-Fire dapat membuat anda tetap tersambung dengan sinyal Wi-Fi walaupun jarak anda dengan router (basis Wi-Fi) berada di sekitar 304 m. Kelebihan lain yang dimiliki Wi-Fire adalah bentuk fisiknya yang cukup kecil yaitu 102 x 14 x 57 mm dan lebih ringan (sekitar 30% dibanding produk sejenis) sehingga bisa dipasang di atas layar notebook. Terakhir, Wi-Fire juga bisa digunakan dengan sistim operasi Linux dan juga Mac OS-X.
Tetapi sayangnya alat ini hanya mendukung Wi-Fi dengan format 802.11b/g saja atau dengan kata lain belum mendukung 802.11n. Wi-Fire dijual dengan harga US$ 59.00, menurut kami cukup murah dibandingkan anda tidak bisa berinternet ria hanya gara-gara jarak. Jika tertarik, anda bisa membelinya di HField Store tetapi kami tidak tahu apakah mereka akan mengirim ke Indonesia atau tidak.

Mengatur Partisi Hard disc

Bagi kebanyakan pengguna Komputer (PC) kadang kurang atau tidak begitu memperhatikan masalah pengaturan/penggunaan Hard disk. Biasanya diserahkan ke orang lain, mulai dari pembelian sampai installasi berbagai program lainnya, dan setelah itu tinggal memakai, tidak pernah memperhatikan masalah Hard disk.

Berikut tips mengatur pembagian Hard disk sehingga bisa lebih baik dan memudahkan.

Dengan semakin murahnya perangkat yang satu ini dan kapasitas yang semakin bertambah, maka penggunaannya pun harus diperhatikan. Maskipun bisa saja kita membagi Hardisk 500 GB Menjadi 1 atau 2 partisi ( drive C: dan drive D:), tetapi hal itu menurut saya merupakan cara yang kurang baik. Berikut tips saya yang sebagian merupakan hasil pengalaman pribadi.

Pembagian hardisk memang tidak ada standard khusus, biasanya hal ini berdasarkan pengalaman atau keperluan. Cara terbaik adalah dengan menentukan terlebih dahulu kategori yang akan digunakan. Misalnya Untuk Sistem Operasi, Data, Master Program, Audio/video dan lainnya.

Perlu diingat bahwa HDD 80 GB (GigaByte) tidak sepenuhnya dapat menyimpan data sebesar 80 GB, demikian juga ketika terbaca di komputer. Untuk HDD 80 GB, biasanya hanya mampu menyimpan data atau akan terbaca maksimal 74 GB. Untuk 40 GB menjadi 37 GB, 160 GB = 149 GB, 250=232 GB, 320 = 298 GB, 500 GB = 465 GB, 640 = 596 GB, 1 TB (TeraByte) = 931 GB dan seterusnya. Sehingga kita tidak bisa membagi HDD 80 GB menjadi 4 drive dengan masing-masing berukuran sama dan terbaca 20 GB semua.

Berikut contoh pembagian HDD 160 GB (terbaca sekitar 149 GB), dengan sistem operasi Windows XP

  • Drive C : 20 GB (Label “winXP”, untuk menginstall sistem operasi windows XP dan program lainnya)
  • Drive D : 40 GB (Label “Master”, untuk menyimpan berbagai master program sebelum di install)
  • Drive E : 40 GB (Label “Data”, untuk menyimpan Data atau Dokumen)
  • Drive F : 49 GB atau sisanya (Label “Media”, untuk menyimpan berbagai file audio dan Video)

Mengapa drive C hanya berukuran 20 GB ? Bagi kebanyakan orang, drive C sebagai lokasi installasi sistem operasi tidak memerlukan banyak tempat. Untuk Windows XP paling hanya 2 GB, Office sekitar 1 GB dan sisanya berupa program-program lainnya dan biasanya masih mencukupi. Sehingga dengan ukuran yang kecil akan lebih mudah dalam merawatnya, seperti ketika scan virus, spyware, defragment hardisk lebih cepat dan lainnya

Dalam mem-format HDD, biasanya ukuran yang dimasukkan dalam MB (Mega Byte). Kemudian Agar HDD terbaca sebesar 20 GB, maka ukuran yang kita masukkan dalam MB harus lebih besar dari 20.000. Misal kita tentukan ukurannya 21.500 MB, maka ukuran ini akan terbaca sekitar 20 GB. Atau bisa ditambah sedikit misalnya 22.000 MB (terbaca 20.5 GB). Demikian juga ketika menentukan ukuran 40 GB ( diisi sekitar 43.000 MB). Untuk lebih mudahnya bisa melihat Konversi GigaByte

Memindah Lokasi My Documents

Ketika kita membuka Windows Explorer maka akan ada directory My Documents dan pada awalnya lokasi My Documents ini ada di drive C;, lengkapnya biasanya di folder C:\Documents and Settings. Menyimpan dokumen di drive C menurut saya kurang aman, dan perlu dipindah ke Drive selain C. Misalnya dari contoh diatas adalah drive E:

Untuk mengubah agar My Documents membuka lokasi drive/folder lainnya, caranya dengan klik kanan My Documents dan pilih Properties kemudian klik tombol Move dan pilih lokasi baru tempat penyimpanan dokumennya, misalnya drive E:.

Setelah lokasi di pindah/diubah, maka ketika kita menyimpan di My documents, data akan tersimpan di drive/folder baru tesebut ( contoh diatas drive E:), tidak tersimpan di drive C: